A cup of tarapucino berkisah tentangTara yang menjadi salah satu pemilik Bread Time Bakery. Di awal buku,disuguhkan prolog tentang kebimbangan Tara menerima lamaran Raffi yangmerupakan partner di Bread Time Bakery yang tidak lain adalah sepupunya.Kebimbangan ini disebabkan karena Tara tidak memiliki perasaan khusus terhadapRaffi kecuali menganggapnya sebagai sepupu dan partner kerja. Ada rasa yangTara simpan untuk seseorang di masa lalu, yaitu Hazel.
Kisah selanjutnya menceritakankembali bagaimana mereka bertiga dipertemukan. Bread Time bakery adalah tempatyang menjadi pusat dari keseluruhan kisah ini. Tentang Tara dan Raffi sebagaiowner, Hazel yang menjadi pengunjung setia dan akhirnya menjadi karyawan diBread Time, serta sabotase yang dilakukan oleh mantan relasi bisnis Bred Timeyang ternyata memiliki keterikatan dengan Hazel yang akhirnya mengungkap jatidiri seorang Hazel dan menjadi konflik dalam cerita ini.
Novel ini menyuguhkan tentang bagaimanasebuah Bakery dibangun. Tentang roti, mulai dari memilih bahan pembuatnya agarbenar-benar aman dikonsumsi baik secara kesehatan dan aturan agama. Karenasetting tempat di Batam, maka suasana kota Batam digambarkan cukup detail.Mulai aktivitas masyarakat yang “normal” hingga aktivitas illegal yang ada diBatam.
Dari segi penulisan, membaca novelini tidak terganggu dengan tulisan yang salah ketik,kualitas kertas bagus,namun sayang, tidak ada pembatas buku. Awalnya agak bingung dengan kisat di bagiansatu yang menceritakan tentang aktivitas bongkar muatan barang illegal dengankeseluran kisah. Bingung juga dengan hubungan tokoh bernama Diaz. Tapi di akhirsemua terjawab. Cerita yang awalnya datar, berubah menjadi menegangkan ketikatindakan sabotase mulai dilakukan oleh relasi bisnis. Secara keseluruhan,cerita dari novel ini bagus, informasi tentang kota yang belum pernah sayakunjungi cukup memberikan gambaran. Namun, akhir kisah yang menggantung membuat penasaran.
#suka denganpuisi di akhir kisah
Debu itu
Bernama masa lalu
Terlalu tebal
Terlalu memeriahkan
Enggan untuk menyingkir,
Bahkan tak terusik jua
Oleh pijar jiwa yang menyebar hangat
Inginku berteriak lantang pada dunia
Biarlah waktu akan menjawab!
Biarlah waktu yang bersuara!
Tapi teriakan itu kubungkam sendiri
Lalu kulumat dan kutelan bulat
Aku tak mungkin menunggu waktu
Karena waktu tak pernah memihak
Pada mereka yang pasrah menunggu
Pada mereka yang kaku berdiri
Juga tak bisa ku picingkan mata
Dari semua yang mengintip di balikpunggungku
Namun hari ini
Detik ini
Biarkanlah aku untuka sesaat
Menarikan wujudku
Melepas rinduku…inginku…
Hanya sebatas imaji
Dan dalam jarak
Yang tak jua mampu ‘tuk mendekat
terima kasih lagi nih, udah ngereview novelku :)
BalasHapusterimakasih sudah berkunjung, mbak
HapusNovel keren nih...
BalasHapus