Rabu, 12 Juni 2013

Pedagang Asongan



        
  Sebagai anak rantau, bertemu dengan pedagang asongan bisa dikatakan adalah  suatu kepastian setiap kali diri ini pulang dari dan kembali ke tanah rantau. Pedagang asongan di kapal veri yang aku sering tumpangi untuk menyebrang, menjadi pemandangan yang tidak dapat terelakkan. Sejak 2007 hingga 2013 ini, ada perbedaan yang aku rasakan. Sebelum jembatan suramadu di buka, pelabuhan perah selalu ramai oleh penumpang, dan para pedangan asongan juga sangat banyak dengan wajah sumringah, bersemangat menjemput rezeki yang tersebar di pelabuhan ini.
          Namun, semua berubah ketika jembatan suramadu sudah di buka dan kendaraan yang ke arah sampang, pamekasan, dan sumenep tidak lagi menggunakan kapal veri untuk menyebrang. Tidak hanya dari segi jumlah mengalami penurunan, namun juga aku rasakan semangat mereka. Wajah lesu, tanpa semangat. Hal ini wajar terjadi, sejak jembatan suramadu dibuka aksesnya, penumpang yang menggunakan jasa kapal veri juga menurun separuh dari biasanya. Sepi, itu kesan yang nampak sangat jelas.
          Beda lagi pedangan asongan yang aku temui ketika menuju ke Pacitan. Penjuang kacang, tahu, hingga tengah malam mereka menjajakan dagangannya. Memanfaatkan waktu di saat lampu merah menyala untuk menawarkan dagangan yang mereka bawa.
          Berapa yang para pedagang dapat dalam sehari mereka menjajakan dagangannya? Cukupkah untuk biaya hidup, biaya ketika sakit, biaya sekolah anak-anak,apalagi jika berbicara biayaa tersier yang lain. Cukup kah? Miris ketika memikirkan ini. Bekerja seharian tapi tidak dapat mencukupi kebutuhan primer mereka.
          Jika untuk pendidikan, kesehatan, sepenuhnya ditanggung negara, mungkin hidup mereka tidak perlu semiris ini. Jika harga barang kebutuhan pokok stabil dan dapat dijangkau oleh para pedagang kecil itu, mungkin aku bisa melihat wajah sumringah dari mereka.
          Tapi bagaimanapun, aku bangga dengan mereka yang masih berusaha dengan tangannya untuk mendapatkan rejeki. Tidak hanya menyodorkan tangan untuk meminta-minta. 

0 komentar:

Posting Komentar