Ramadhan
telah tiba, otomatis akan diikuti dengan hari raya. Agenda yang paling sering
digelar saat ramadhan dan bahkan dua bulan sebelumnya adalah... apalagi jika
bukan pernikahan. Dan bahkan agenda pernikahan ini akan lebih ramai ketika
sudah memasuki waktu antara dua hari raya.
Ehm... bagi yang masih belum berkesempatan menyebar undangan atau yang
sudah pernah menyebar, maka bersiaplah ketiban undangan dari banyak pihak. Tentu
saja, rasa yang diterima oleh orang yang sudah berpengalaman dengan yang masih
belum pengalaman akan berbeda. Dan pertanyaan pasti tidak jauh dari...
“Kamu
kapan nyusul?”
Jika
pertanyaan ini diajukan pada orang yang masih baru lulus kuliah yang berumur
23-25 tahun, masih ok lah. Mungkin itu pertanyaan pertama yang mereka dapat. Tapi,
jika yang ditanya adalah orang yang usianya 25 ke atas? Mungkin mereka sudah
bosan mendengar pertanyaan itu. Tahukah kalian, pertanyaan kapan menyusul untuk
menikah adalah pertanyaan yang jawabannya juga tidak diketahui oleh yang
ditanya. Karena jodoh adalah rahasia Allah. Jika dalam prosentase, 90% peran
Allah, sisanya adalah manusia. Terlebih jika pertanyaan ini diajukan pada
seorang perempuan.
Kenapa?
Ingat
lirik lagu Sheila On 7 yang berjudul “Untuk Perempuan”
Tidaklah mawar hampiri kumbang
Bukanlah cinta bila kau kejar
Tenanglah tenang dia kan datang
Dan memungutmu ke hatinya yang terdalam
Ya, perempuan ibarat bunga, dan laki-laki adalah kumbang. Sunnatullah nya
adalah kumbang yang akan menghampiri bunga, bukan sebaliknya. Walaupun dalam
sejarah agung umat ini ibunda kita mencontohkan tentang pengajuan diri, tetap
yang melakukan eksekusi adalah pihak pria. Jadi, jika saya yang ditanya kapan
menikah? Saya akan menjawab: menunggu yang menjemput.
Namun, ada yang iseng berpikiran bahwa seseorang perempuan yang tidak
segera menikah memiliki kriteria yang terlalu ribet. Atau ada yang berpikiran
dia tidak berusaha. Ah, terlalu ingin tahu urusan orang. Ada urusan apa mereka
dengan perempuan yang belum menikah? Jika tidak tahu, jangan mudah men-judge. Mereka sudah berusaha, berdo’a,
tapi apa yang bisa diperbuat ketika belum ada yang menjemput?
Pun dengan laki-laki. Meskipun aku sering kali bertanya apa yang
menyebabkan pria berusia diatas 25 tahun, dengan pekerjaan yang sudah mapan
tidak kunjung menikah? Mereka terlalu pemilih, tidak berani, atau memang belum
dipertemukan? Entah, aku tidak berani men-judge
kaum laki-laki yang walaupun mereka memiliki otoritas lebih dalam menjemput
jodohnya. Karena tetap saja, jika Allah belum berkehendak, seberapapun dia
berusaha tidak akan dipertemukan dengan jodohnya. Seperti kisah Azam dalam film
ketika cinta bertasbih.
So, berhentilah bertanya pada mereka yang belum juga dipertemukan dengan
jodohnya ketika usia sudah mendekati kepala tiga atau bahkan sudah memasuki. Karena
mereka pun tidak tahu kapan moment yang ditunggu hadir menyapa. Do’akan mereka,
agar segera dipertemukan dengan jodoh yang sudah dipersiapkan. Itu akan lebih
membantu dan tidak menyakiti saudara kita.
sippks... mantab mbak asih.... itu juga salah satu penyebab yang membuatku enggan untuk pulang kampung. wkwkwkwkwwk :D :D
BalasHapuskarena tekanannya jauh lebih keras.
tidak pulang bukan lantas tidak ditanya tentang ini...
BalasHapusiya sih. tp ada perbedaan 'penanya' mbk... ada yg membuat tegang, dan ada yg biasa aja...
BalasHapus