Dehen, sahabat kecil Danum. Bersama mereka
menyusuri sungai-sungai,beradu kecepatan dengan dayung pertama mereka. Dehen pindah
dari rumah Betang dan menjemput impian menjadi pedayung profesional. Atlet nasional!
Keliling dunia! Dan mengibarkan merah putih di negeri orang! keinginan Dehen
menular pada Danum.
Jika Dehen mudah melenggang hingga
tingkat nasional, tidak dengan Danum yang berkali-kali gagal. Namun, dukungan
dari Kai dan Arba kakaknya membuatnya
terus berusaha, juga apa yang pernah dia jalani bersama Dehen.
Kisah yang klise sebenarnya,namun
dengan pengemasan yang manis dengan penuturan yang juga indah, membuat kisah
Dehen dan Danum tetap betah diikuti hingga akhir. Walaupun tanpa konflik yang
meledak-ledak. Sosok Arba, memberikan warna tersendiri dalam novel ini.
quote-quote indah yang tersebar di sepanjang kisah juga menambah keindahan
kisah cinta masa kecil ini.
Selain mengisahkan tentang atlet
dayung, cabang olahraga yang tidak populer di Indonesia, namun telah memberikan
sebuah prestasi yang membanggakan bagi Indonesia. Dengan membaca novel ini saya
jadi tahu tentang olahraga dayung. Konservasi lingkungan di tunjukkan melalui
kepeduilan Kai menanam kayu ulin
kemudian menyemainya. Tentang kepedulian budaya dayak, digambarkan melalui
aktivitas Arba yang menjadi pemandu wisata untuk rumah Betang dan agenda-agenda
yang ada di daerah mereka tinggal.
“Tidak ada kata terlambat, selama kita
masih bisa bergerak dan berusaha.” (Arba)
“tidak ada yang lebih menakutkan
daripada kehilangan keberanian!” (Arba)
“tak masalah
kamu duduk di haluan atau buritan, asal kamu tetap menggerakkan dayungmu”
(Dehen)
“Karena
pertandingan tidak melulu tentang kalah dan menang” (Kai)
“Mimpi boleh
setinggi yang kau bisa, asal kau tak lupa bangun untuk mewujudkannya” (Arba)
“kau dan aku
mungkin berberda, tapi kau dan aku sama-sama sempurna sebagai diri kita” (hal.
5)
“Kadang apa
yang terlihat di luar, tidak benar-benar menggambarkan apa yang di dalam”
(arba)
“kalah itu
perlu, agar kau tahu dunia bukan milikmu” (hal. 52)
“sejauh
apapun kau pergi, keluarga tetap menjadi rumah yang indah untuk kembali” (hal.
62)
“tak ada
yang salah dengan cinta, selama kau tahu bagaimana menempatkannya” (hal.72)
“ada aturan
yang seakan mengekang, tapi percayalah dengan peraturan itu, hidup manusia
menjadi lebih mudah” (Arba)
“kadang
orang bicara hanya menutupi ketidakmampuannya dalam berusaha” (Arba)
“Ada hal-hal
yang tidak perlua menunggu kita sempurna untuk melakukannya” (Dehen)
“Dunia
memang sering menyilaukan, tetapi hidup membuat kita menjadi cukup” (hal. 107)
“harapan
bisa menjelma kekuatan, tapi bisa berubah menjadi beban, tergantung dari sudut
mana kita memandang” (hal. 120)
Gambar-gambar yang saya cari dari google. ingin lebih tahu tentang apa-apa yang disampaikan dalam novel ini.
![]() |
Bunga Bakung |
![]() |
Bunga Karamunting |
![]() |
Anggrek Hitam |
![]() |
Buah Keledang |
![]() |
Buah Tangkuhis |
Kue Lumpang |
![]() |
Batik Batang Garing |
![]() |
Rasau |
Alhamdulillah.
BalasHapusMakasiiih Mbaak sudah membaca dan meluangkan waktu menulis catatannya. :)
apik mbak :v
BalasHapusya.. aku suka novel ini
Hapusiye, ku malah baru tahu ya tuh gambar buah apa... dan apa aja.. masya Allooh.jadi tambah apik postingannya klo lengkap gak bikin pensaran :D
BalasHapus