Ketika berkunjung ke 2nd Surabaya Islamic Book Fair yang diselenggarakan di Jatim Expo International, saya membeli buku “Laskar Pelangi, The Phenomenon. Di balik buku terlaris dalam sejarah Indonesia”. Buku ini saya dapatkan di tumpukan buku obral stand milik Mizan. Karena namanya obral, maka saya dapat mendapatkan buku ini hanya dengan 15.000, sekitar separuh harga dari harga asli saat saya menemukannya di Toga Mas, dan sangat ingin memilikinya.
Buku ini membahas tentang bagaimana sebuah buku sastra dari seorang yang belum pernah menulis sastra sebelumnya dapat membuat sejarah yang belum pernah dialami oleh para pekerja sastra yang lain. Mulai dari penjualan yang mencapai puluhan ribu tiap bulannya, honor pembicara sastra yang menembus 50 juta, hingga dapat menginspirasi jutaan pembaca. Tidak ketinggalan juga ada pembahasan dari pesan-pesan yang dibawa oleh novel laskar pelangi. Sebuah memoar yang didedikasikan oleh seorang murid untuk guru yang sangat dia kagumi. Tentu saja, yang paling banyak mendapatkan pembahasan adalah tentang isu pendidikan dalam novel tersebut. Bagaimana seorang guru desa yang hanya lulusan sekolah sulam menyulam dapat mendidik dan menghantarkan anak didiknya hingga dapat mendapatkan pendidikan ke luar negeri.
Pembahasan dalam buku ini salah satunya adalah tentang metode inklusi yang telah di terapkan bu muslimah pada kesepuluh muridnya di SD muhammadiyah Gantung saat tahun 1970 an. Padahal, seorang professor dari Harvard university baru memperkenalkan metode ini awal tahun 1980 dan baru dikenal di indonesia sekitar sepuluh tahun kemudian. Pendidikan inklusi merupakan sebuah pendekatan yang berusaha mentransformasi sistem pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan yang dapat menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh dalam pendidikan. mudahnya, pendidikan inklusi tidak menyama ratakan kemampuan para siswa, dalam metode belajar seperti ini, siswa bebas melakukan apa yang dia sukai, sehingga kecerdasan yang siswa tersebut miliki tidak terhambat tetapi dapat tumbuh sebagaimana mestinya. Pernah baca kisah “Toto-Chan, gadis di Jendela?” ya, sekolah gerbong kereta api di mana toto-chan betah di sana adalah contoh pendidikan inklusi. Dalam satu kelas seorang siswa dibebaskan memperdalam mata pelajaran apa yang dia sukai.
Selama ini, sekolah hanya menilai kecerdasan seorang murid dari seberapa tinggi nilai yang dia dapat dari pelajaran matematika, bahasa indonesia, atau di sains. Yah, dari mata pelajaran yang jadi parameter kelulusan lah. Padahal, tiga hal itu hanyalah satu dari delapan kecerdasan yang dapat dimiliki oleh seorang murid. Bisa saja seorang murid “bodoh” dalam matematika tapi dia punya prestasi bagus dalam olahraga atau bermusik. Namun, kebanyakan orang tua dan guru masih belum mengenali hal tersebut. Apa lagi ketika saya dulu sekolah SD. Teringat cerita dari film Singapura berjudul “I’m not stupid too” yang berkisah tentang seorang murid yang selalu dituntut untuk mendapatkan nilai bagus dalam mata pelajaran sains dan matematika. Dia selalu dikatai bodoh oleh orang tuanya karena selalu mendapatkan nilai jelek pada mata pelajaran tersebut. Padahal, murid tersebut memiliki kelebihan dalam menulis. Hingga pada suatu hari, murid itu mendapatkan juara satu dalam lomba blog yang diadakan sekolah, tapi orang tuanya tidak bangga sama sekali.
Pendidikan inklusi awalnya masih digunakan pada anak-anak dengan kebutuhan khusus. Tapi, sekarang sudah tidak lagi. Anak normal pun, akan lebih baik jika disekolahkan di sekolah yang menggunakan system pendidikan inklusi. Karena, walaupun secara umun terlihat “normal”, tapi belum dapat diketahui secara pasti kecerdasan apa yang dominan pada anak tersebut. Mengutip pembahasan dari delapan kecerdasan dari buku ini.
“menurut Gardner, setiap individu, memiliki satu atau lebih dari delapan macam kecerdasan. Kecerdasan matematis-logis berisi kemampuan menggunakan angka dan melakukan penalaran secara tepat. Kecerdasan spasial adalah kemampuan mengespresikan dunia spasial-visual secara akurat dan kemampuan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut ke dalam berbagai aspek kehidupan. Kepekaan terhadap warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antar unsure. Serta kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara spasial-visual. Kecerdasan kinestetik jasmani adalah keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide perasaan, keterampilan menggunakan tangan untuk mencipta, dan kemampuan fisik yang spesifik, seperti keseimbangan, kelenturan, atau kecepatan. Kecerdasan musical adalah kemampuan mengapresiasi berbagai bentuk music, membedakan, menggubah, dan mengekspresikannya. Kepekaan terhadap irama, pola nada, atau melodi, da warna atau nada suara suatu lagu. Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan mempersepsi dan membedakan suasan hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain. Kepekaan terhadap ekspresi wajah, gerak isyarat, kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal, serta kemapuan memengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu. Kecerdasan intra personal adalah kemampuan memahami diri sendiri da bertindak berdasarkan pemahaman itu. kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, tempramen, keinginan, berdisiplin diri, dan kemampuan menghargai diri. Sedangkan kecerdasan naturalis adalah mengenali dan mengkatagorikan spesies floran dan fauna di lingkungan sekitar. Kepekaan terhadap fenomena alam lainnya, kemampuan membedakan benda hidup dengan benda hidup lainnnya. “
Nah, jika ada yang belum mengetahui tentang delapan jenis kecerdasan ini, seseorang yang lebih dominan pada kecerdasan kinestetik misalnya pada anak dengan ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) yang selalu bergerak, serta merta akan dijudge nakal. Padahal, dia butuh bimbingan lebih untuk diarahkan. Sehingga akan muncul kecerdasan yang lain. Umumnya anak dengan ADHD memiliki IQ yang bagus. Beruntung bagi seseorang yang memiliki lebih dari satu atau dua kecerdasan. Yang disebut denganmultiple intelegence. Contoh, seorang atlet sepak bola yang IQ tinggi bahkan mendekati nilai genius. Atau seorang matematis yang dapat mencipta lagu atau seorang novelis. Dari delapan kecerdasan di atas, kecerdasan apa saja yang kalian miliki?
0 komentar:
Posting Komentar