Jumlah pekarja Indonesia di luar negeri mencapai dua juta jiwa. Mereka ditempatkan dibeberapa Negara. Misal Malaysia, Arab Saudi, Taiwan, Hongkong, dan beberapa Negara lain. Mereka berjuang mencari asa untuk bisa hidup dan menghidupi keluarganya. Rela meninggalkan kampung halamannya, meninggalkan keluarganya dan anak-anaknya. “Hanya” demi memenuhi kebutuhan hidup, yaitu material. Sedangkan kebutuhan nonmaterial mereka, juga anak-anaknya tidak lagi mereka anggap penting. Karena bagi mereka, tanpa uang yang cukup mereka tidak akan bisa hidup.
Tenaga kerja juga manusia yang memiliki perannya sebagai orangtua, mereka berperan menjadi seorang pendidik bagi anak-anaknya agar sang anak mencapai kecerdasan yang maksimal. Setiap orang ingin mempunyai anak yang cerdas. Termasuk juga para tenaga kerja. Karena kecerdasan adalah modal penting bagi anak untuk mengarungi kehidupan. Mereka juga menginginkan anaknya memiliki pendidikan yang bagus, tinggi, sehingga tdiak bernasib sama seperti orang tuanya.
Generasi yang sehat dan cerdas diharapkan dapat menjadi tonggak kemajuan bangsa. Hal ini pula yang menjadi tanggung jawab orangtua sebagai orang yang paling dekat dengan anak. Hanya saja, untuk merealisasikannya bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan pemenuhan secara materi, mental, dan social.
Jika mereka hanya berfokus dalam pemenuhan kebutuhan material saja, bagaimana dengan kebutuhan mental dan sosialnya?. Padahal dua hal itu membutuh orangtua yang mendampingi anak terus menerus. Ada disamping anak ketika mereka memilki banyak pertanyaan yang ingin mereka ajukan terkait apa yang mereka dapat dari dunia sekitar yang mereka lihat. Tidak adanya orangtua disamping mereka akan membuat tahap perkembangan ada yang terlewatkan. Dan tentu aja tidak akan sempurna.
Cerdas atau tidaknya seorang anak, tergantung bagaimana orangtua memperlakukannya. Karena mereka ibarat kertas putih yang isinya tergantung orangtua menginginkan apa untuk anak-anknya. Proses itu sudah dimulai dari sang anak berada dalam kandungan hingga dia lahir, tumbuh, dan berkembang. Perjalanan dan hasil akhir dari proses ini sagat bergantung pada orangtua. Artinya, perlakuan oarngtua akan menetukan masa depan seorang anak.
Bagi seroang pekerja hal ini mungkin sulit untuk mereka lakukan. Mereka yang berasal dari keluarga menengah kebawah, dengan kondisi ekonomi yang kurang, juga akan beri8mbas pada status gizi dari seorang ibu ketika mengandung seorang anak. Kemudian, ketika sudah melahirkan sang anak akan ditinggal dan ditiipkan pada kelurga lain atau pada neneknya. Tentu saja mereka akan mendapatkan perlakuan yang berbeda dari orang yang mengasuh. Walaupun pengasuh itu adalah nenek.
Hal seperti ini tidak dapat terus dibiarkan. Pemerintah harus memikirkan bagaimana nasib anak-anak yang ditinggalkan orangtuanya mencari nafkah keluar negeri.karena hal ini berkaitan dengan lingkaran yang sulit untuk diputuskan. Saling terkait satu sama lain. Kemiskinan, lapangan kerja yang kurang, kepahaman tentang pentingnya orang tua untuk ikut serta dalam pendiidkna anak-anaknya, saling berkait satu sama lain. Jika hal ini terus berlanjut, bagaimna nasib bangsa kedepan? Apakah akan diisi dengan orang-orang dewasa yang masa kecilnya tidak terpenuhi dengan sempurna? Yang juga akan menyebakan dampak yang negative. Tidak semua memang. Tapi beberapa kasus yang terjadi bisa dijadikan bahan renungan bagi pengambilan kebijakan. Seperti halnya kasus anak yang diperkosa ayahnya sendiri karena istrinya pergi merantau, di lecehkan oleh tetanggaya, dan lainnya.
Misalnya ada dua juta tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri. 70% di antaranya mempunyai anak dan mereka tinggal. Maka ada sekitar 1.400.000 orang anak yang tidak terpenuhi tahap perkembangannya. Tidak terpenuhi pendidikannya secara sempurna.
Bagaimanapun, anak-anak adalah aset bangsa. Bagaimana kedepannya sebuah bangsa tergantung pada bagaimana anak-anaknya dididik. Jika mereka mendapatkan pendidikan tidak sempurna akan berdampak pada keperibadian yang tidak sempurna pula. Dan hal ini tentua tidak diharapkan. Semoga pemerintah dan siapaun yag terkait didalamnya segera menyadari hal ini. Karena masalah ini adalah masalah yang disebabkan karena satu hal tapi memilik dampak yang meyeluruh.
*opini Mutiara bulan November
0 komentar:
Posting Komentar