Usianya masih muda ketika dia memutuskan untuk menerima pinangan seorang laki-laki yang lebih tua 13 tahun darinya. Meskipun dalam usia semuda itu, dia tidak menolak ketika harus dibawa meninggalakan ibunya untuk menetap bersama suami di perumahan khusus guru SD.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulanpun berganti tahun. Anak-anak yang akan menjadi pelengkap rumah tangga mereka satu persatu hadir. Dengan jarak umur yang berdekatan. Mewarnai kehidupan keluarga muda itu. Anak laki-laki pertama lahir ketika umurnya belum genap 20 tahun, menyusul anak laki-laki kedua yang hanya tiga hari dia miliki sebelum akhirnya dipanggil kembali. Saat umurnya memasuki usia 23 tahun, dengan proses kelahiran yang sangat beresiko karena posisi bayi yang sungsang, dia berhasil melahirkan anak ketiganya yang berjenis kelamin perempuan. Dan 1,5 tahun setelah itu, lahirlah anak keempat yang berjenis kelamin laki-laki.
Dengan kelahiran anak dengan perbedaan umur yang tidak begitu jauh, dia bisa mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang sesuai. Meskipun latar belakang pendidikannya tidak lah tinggi, hanya sampai lulus SD, dia bisa mengenali psikologis masing-masing anaknya yang memiliki karakter berbeda. Dia tidak pernah memberikan pendidikan yang sama pada anak-anaknya. Sangat paham apa yang dibutuhkan anak-anaknya. Sebagai ibu muda, dia berhasil mendidik anak-anaknya dengan baik.
Ibu muda itu adalah ibuku. Ibu yang telah melahirkan aku, masku, dan adikku. Ibu yang telah mendidik kami. Meskipun pendidikannya hanya sampai SD, pemikirannya sama dengan ibu yang menamatkan pendidikan sampai tahap perguruan tinggi. Pola pikirnya tidak sempit. Menerima perkembangan jaman. Ibu sangat paham bahwa sekarang tidaklah sama dengan jaman ketika dulu dia menjadi anak-anak. Maka dia tidak pernah memaksakan kehendaknya. Kebebasan dalam memilih yang dia percayakan pada anaknya. Meskipun pengalamannya sedikit secara formal, tapi dia tidak pernah menutup diri untuk menerima hal-hal baru.
Ibu muda itu adalah ibuku. Ibu yang sangat kuat meskipun dia tidak mendeklarasikan dirinya sebagai superwomen. Diusianya yang baru 25 tahun, dia sudah melahirkan empat orang anak dengan sangat luarbiasa. Dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Meskipun kehamilan ketiga prosesnya sangat sulit, dia tidak trauma untuk melahirkan anak keempatnya.
Ibu muda itu adalah ibuku. Wanita yang sangat tegar meskipun tiga orang yang dicintainya dipanggilNya lebih dulu. Dia kuat meskipun diusianya yang masih muda harus merelakan anak yang dikandungnya selama 9 bulan dengan kepayahan, pergi lebih dulu diusianya yang baru tiga hari. Dia kuat mekipun harus ditinggal oleh laki-laki yang sangat dikasihinya meskipun kebersamaan yang dia rajut dengan suami tercinta belum genap 24 tahun. Dan ujian itu belum berhenti. Ternyata Allah ingin mengujinya lagi dengan mengambil kembali anak keempatnya yang baru saja lulus sekolah menengah atas. Meskipun dia sangat sedih harus kehilangan anak yang sangat dibanggakannya, dia tetap kuat. Didepan tamu-tamu yang datang takziyah, dia tidak menunjukkan kesedihan itu. Tapi aku tahu. Dia sangat sedih. Saat-saat kesendiriannya, dia menangis di hadapan Rabb nya. Dia keluarkan apa yang menjadi bebannya. Dan dengan itulah dia menjaga kekuatannya.
Ibu muda itu adalah ibuku. Wanita yang sangat hormat dan taat pada suaminya. Tidak pernah membantah apa yang diperintah suami. Menerima apa yang diberikan suami. Mendukung apa yang suami telah perbuat untuk keluarganya. Karena selama dia menemani sang suami, tidak pernah dia melihat penyimpangan yang dilakukan sang suami. Jadi tidak ada alasan untuknya untuk tidak patuh apa lagi membangkang pada suami.
Ibu muda itu adalah ibuku. Yang selalu menjadi inspirasiku. Yang menjadi guru kehidupanku. Yang selalu aku banggakan. Terimakasih untuk ibu yang sudah melahirkanku, mengajarku, mendidikku dengan penuh kasih sayang. Jauh dari kekerasan. Senantiasa mendengarkan curahan hatiku. Mendukung apa yang menjadi pilihanku. Terimakasih untuk semua ini. Allah yang akan membalas ibu dengan surga yang menaglir di bawahnya sungai-sungai. Tidak ada rasa sedih didalamnya. Hanya kabahagiaan yang akan engkau dapatkan. Karena aku tidak akan pernah mampu membalas apa yang telah engkau lakukan untukku dan untuk anak-anakmu. Allah menyayangimu.
0 komentar:
Posting Komentar