Membaca buku non fiksi karya Sinta
Yudisia berjudul “Kitab Cinta dan Patah Hati” saya akhirnya menemukan alasan
ilmiah dari penyebab seseorang tertarik pada lawan jenis. Walaupun sebenarnya
sudah tahu dari berbagai sumber, tapi kali ini beda. Penulis yang memiliki
latar belakang pendidikan psikologi, tentu bisa lebih dipercaya kebenaran
tulisannya.
Pada bab “apakah ini cinta?” Sinta
Yudisia mengulas tentang alasan ketertarikan seseorang, yang biasanya –dengan mudah
– orang menyebutnya dengan cinta. Tapi apakah “rasa aneh” tersebut bisa
dikatakan sebagai cinta? Salah satu hal yang mempengaruhi adalah ketertarikan
pribadi atau interpersonal attraction.
Menurut buku ini yang mengambil dari
rumusan pakar psikologi sosial, ketertarikan pribadi terdiri dari beberapa
bentuk emosi, seperti perasaan suka (liking), persahabata (friendship),
kekaguman (admiration), nafsu (lust), dan cinta (love). Emosi-emosi tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor kunci, antara lain:
1. 1. Physical
attractivenes (daya tarik fisik)
”dari mata turun
ke hati”, kalimat ini cukup populer kan? Daya tarik fisik diakui sebagai faktor
awal penyebab seseorang menyukai pihak lain sebelum lambat laun berkembang
menjadi hubungan yang lebih akrab. Yah... meskipun daya tarik fisik ini berbeda
pada tiap orang, tergantung kecenderungan. Ada yang tertarik dengan tampilan
rapi, potongan rambut cepak, atau pendek dan tidak sampai menyentuh daun
telinga, memakai kemeja yang tersetrika rapi. Inilah mengapa, perlunya menjaga
penampilan. Tidak harus berlebihan, menjaga diri dalam kondisi bersih, rapi,
dan wangi (bagi laki-laki) adalah sebuah keharusan yang secara tidak langsung
harus dipenuhi. Meskipun ada sebagian orang yang justru tertarik dengan orang
yang cuek, berantakan, kaos oblong dengan celana jeans belel, itu tergantung
dari kecenderungan tiap individu.
Laki-laki,
cenderung tertarik pada perempuan karena fisik. Karena fitrah laki-laki,
kelemahannya ada pada mata. Inilah mengapa perempuan diingatkan untuk tidak
berlebih-lebihan dalam berdandan. Dan, mayoritas perempuan menyukai lawan jenis
bukan karena fisik. Walaupun laki-laki yang good
looking memiliki nilai tambah, tapi ketertarikan terbesar tidak pada
fisiknya.
2. 2. Similarity
effects (kesamaan)
Sinta
yudisia menuliskan:
Secara teori, cinta dapat muncul
karena kesamaan, baik kesamaan usia, ras, agama, status sosial, pendidikan,
inteleginsi, nilai-nilai, sikap, maupun kesamaan fisik.
Atau
bisa jadi kesamaan hobi, kesamaan amanah, atau kesamaa “ujian”. Dari sinilah
mengapa seringkali kita temui ikatan persahabatan atau suami istri yang
memiliki hobi yang sama atau dipertemukan dalam suatu organisasi yang sama.
3. 3. Reciprocity
Effects (Efek timbal balik)
Rayuan,
inilah yang biasanya menjadi kelemahan wanita. Karena fitrahnya, kelemahan
wanita ada pada telinga. Maka, berhati-hatilah bagi para wanita. Jangan mudah
terpancing dengan rayuan-rayuan.
4. 4. Harapan romantis
Ketika
seseorang melihat ada suatu hal yang menjadi seperti yang dia harapkan dari
orang lain, maka muncullah harapan untuk bersamanya. Fisik, sifat, penampilan,
adalah faktor yang menimbulkan harapan romantis itu ada.
Faktor-faktor
tersebut dapat kapan saja muncul. Dimulai sejak seseorang memiliki ketertarikan
terhadap lawan jenis, hingga saat usia tua menghampiri. Dan disinilah ujiannya.
Akankah kita mampu melawan ketertarikan tersebut, atau kita mengikuti dengan
menyalahi aturan yang sudah ditetapkan Allah dengan mengatasnamakan CINTA.
Saya
mencoba mengingat-ingat. Ketika SMP, sempat tertarik dengan kakak kelas yang
secara fisik good looking, pintar,
dan seorang organisatoris. Tapi, ketertarikan itu serta merta hilang ketika
tahu bahwa kakak kelas tersebut pacaran. Pernah juga tertarik dengan teman
sekelas yang menjadi partner dalam pengerjaan tugas-tugas, nah ini tentang similarity effects.
Sempat
bertanya pada teman yang menjalani aktivitas pacaran, mengapa kamu menyukainya?
Jawaban yang saya dapat klise. Jika dia laki-laki jawabannya cantik, anaknya
asik. Jika perempuan, maka jawabannya “dia baik”. Dan tahukah, aktivitas itu
tidak bertahan lama. Naik kelas, beda lagi orang yang dijadikan pasangan. Dan alasannya,,
sama saja.
Akhirnya, apapun
alasan yang membuatmu tertarik pada seseorang, terutama lawan jenis, jangan
lantas diumbar, terlebih jika belum siap. Waktu dan tempat tidak memungkinkan. Simpanlah
perasaan suka itu, simpanlah kekaguman itu, hingga tiba saat yang tepat untuk
mengungkapkannya. Pada orang, waktu, dan tempat yang tepat. Karena bisa jadi, itu
adalah ujian dari Allah yang berupa kenikmatan berupa anugrah cinta.
0 komentar:
Posting Komentar