Rabu, 25 September 2013

Mari Menjadi Konsumen yang Cerdas


            Sebagai orang perantauan yang tinggal di rumah kontrakan, saya jarang sekali bisa menonton televisi. Mudah saja sebenarnya, karena rumah yang kami tinggali tidak punya fasilitas televisi. Kesempatan itu baru ada ketika moment pulang kampung, sebulan sekali saya selalu menyempatkan diri untuk pulang. Dan saat itulah saya tahu berbagai macam iklan yang sedang tayang di sela-sela program yang saya tonton.
            Untuk kali ini, saya hanya akan berkomentar tentang iklan makanan dan minuman yang semakin beragam jenisnya. Dari mulai air minum dalam kemasan, hingga susu. Dari mulai kripik singkong, hingga roti bolu. Semoga tulisan ini membarikan sedikit pemahaman yang berbeda bagi yang membacanya.
Minuman dalam Kemasan
Sekarang, tidak hanya air dan teh yang dijual dalam kemasan. Tapi juga susu dan segala produk kreasinya. Namun, sadarkah kita, bahwa kita sedang “dibodohi” oleh produk-produk itu? Bilangnya memberikan banyak manfaat, bagus untuk kesehatan karena mengandung berbagai macam vitamin dan mineral, dan lain sebagainya. Padahal nyatanya, dengan hanya menggunakan pemahaman teori ilmu kesehatan sederhana, promosi yang mereka lakukan dengan iklan-iklannya memberikan pengetahuan yang salah. Bisa dipahamilah, karena mereka sedang berjualan.
Kenapa saya bilang menyesatkan?
Baik, mulai dari produk air beroksigen. Pertama kali produk ini diluncurkan, saya heran. Memang apa manfaatnya air dengan tambahan oksigen? Memangnya lambung bisa mencerna oksigen? Heran, dengan pemahaman teori pencernaan jaman SMA saja, jelas-jelas iklan ini hanya mencari untung untuk produk yang dipasarkan. Manusia butuh oksigen itu benar, tapi bukan lewat air yang kita minum, kita tinggal ambil nafas, selesai. Kebutuhan oksigen tubuh akan terpenuhi.
Produk baru yang aku tahu dan tidak kalah herannya adalah susu dalam kemasan yang dicampur buah. Katanya begitu. Mereka mengklaim dalam produknya mengandung vitamin dan zat-zat penting yang dibutuhkan tubuh. Padahal kan, susu tidak bisa dicampur buah. Karena sebanyak apapun kandungan air dalam buah, tetap saja ada kandungan asam yang bisa merusak khasiat dari susu. Secara susu adalah protein yang akan rusak oleh asam dan panas yang terlalu tinggi. Jadi, produk itu sebenarnya punya khasiat apa? Selain tentu saja rasanya yang enak, saya jamin.
Dan, jangan sering-sering mengkonsumsi produk minuman dalam kemasan (walaupun akhir-akhir ini sangat menyukai rasa dari salah satu produk teh dalam kemasan). Apalagi yang berkarbonasi. Teh, sirup, semuanya itu bisa meningkatkan beban kerja ginjal. Banyak natrium dan gula yang ditambahkan dalam minuman tersebut. Belum lagi jika di dalamnya ada tambahan pengawet dan pemanis buatan. Satu-satunya minuman yang menyehatkan adalah air putih. Jika ingin sehat, konsumsilah air putih yang banyak. Agar tidak dehidrasi, sehingga konsentrasi tetap bisa 100% walaupun tanpa mengkonsumsi isotonik.
Makanan dalam Kemasan
Makanan dalam kemasan sekarang tidak kalah jenisnya. Tidak hanya sambal tomat, sambal terasipun kini dibuat dalam kemasan. Tidak hanya kripik kentang, singkongpun sekarang jadi idola. Tidak hanya biskuit, bahkan bolupun suda bisa kita dapatkan dengan cara yang mudah.
Apa yang perlu diperhatikan dari makanan ini?
Tidak ada janji muluk dari iklan makanan, hanya kelezatan yang dijanjikan. Dan itu benar adanya. Tapi, enak belum tentu sehat kan? Halal belum tentu thayyib kan? Maka, bijaklah.
Makanan dalam kemasan, tidak luput dari penggunaan bahan pengawet. Jika mie instan dan biskuit saja ada kandungan pengawetnya, maka produk basah seperti bolu dan sambalpun tidak akan lepas dari yang namanya bahan pengawet. Jadi, tetap harus dalam batas wajar untuk mengkonsumsi bahan makanan jadi. Jika produk itu bisa dibuat sendiri, alangkah lebih baik jika dibuat sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar