Sabtu, 08 Juni 2013

CATATAN PERJALANAN : DITITIPI ANAK ACEH



          Dari sekian kisah yang aku temui selama perjalanan menuju jakarta dan perjalanan balik ke surabaya, kisah di stasiun besar kertosono ini lah yang ingin aku tulis terlebih dahulu. Perjumpaan disuatu pagi yang membuatku tiba-tiba berubah menjadi melankolis. Seketika, sosoknya kembali hadir dalam ruang mataku, dan khayalanku membentuk bayangan “jika seandainya orang yang terbebani dengan koper itu adalah aku, dan yang menyambut tanganku untuk diciumnya adalah dia”. Ah, aku segera menepis bayang itu.
          Perjalanan ke jakarta, mempertemukanku dengan anak Aceh yang berniat belajar bahasa inggris di Pare. Jadilah, dia memintaku untuk mengijinkannya bersama kami menuju surabaya. Aku yang memang dasarnya tidak punya masalah mengiyakan, tapi diakhirnya aku sadar akan suatu hal, bagaimana dia ke Pare setelah kami berpisah di Surabaya? Pagi, sehari sebelum kepulangan ke surabaya, aku dapat telpon dari bapaknya. Selama perjalanan juga dapat SMS,memastikan anaknya mendapat teman perjalanan.
          Ketika di stasiun pasar senen aku tahu, anak aceh yang dititipkan padaku adalah anak perempuan yang diapit dua orang saudara laki-laki. Aku jadi melihat diriku sendiri. Masku, aku, dan adikku(alm). Namun, kondisi kami jauh berbeda. Dia, sangat mendapat perhatian dari kakaknya, perhatian dari adiknya yang rela melakukan perjalanan dari jogja demi mengantar kakak perempuannya ke Pare. Dan suasan melankolis serta merta menyergapku. Aku merindukan nya, aku merindukan mereka.
          Kabar bahagianya adalah, aku tidak  perlu waswas lagi.  Karena dia sudah ditemani adiknya menuju pare, tugasku berakhir di stasiun besar kertosono ini. J  

0 komentar:

Posting Komentar