Minggu, 19 Agustus 2012

Perjalanan yang memberikan Pelajaran


          Tahta mahameru berkisah tentang Faras yang merupakan penduduk asli Ranu Pane yang menjalin persahabatan “aneh” dengan pendaki yang berasal dari Jakarta bernama Raja Ikhsan. Faras di pusingkan oleh tiga pertanyaan yang diajukan Ikhsan dalam tiga kali kesempatan mereka bertemu di Ranu pane. Tiga pertanyaan yang membuat faras cemas dan akhirnya melakukan perjalanan untuk mencari Ikhsan setelah pertemuan yang ketiga, Ikhsan tidak pernah muncul lagi, dan hanya menyisakan email yang ikhsan kirimkan untuk Faras. Dan perjalanan Faras menemui ikhsan juga hanya berbekal informasi dari email tentang objek foto di mana ikhsan singgah dalam tiap petualangannya. Raja Ikhsan, orang yang membuat faras melakukan perjalanan adalah seorang pendaki gunung dari Jakarta yang memiliki permasalahan pelik dengan keluarganya. Dia melakukan pendakian untuk dapat menemukan ketenangan jiwa. Dan disanalah dia bertemu dengan Faras yang bersikap tidak seperti orang kebanyakan.
          Dalam perjalanan itu, Faras bertemu dengan Mareta yang ternyata adik seayah Ikhsan. Awal kebersamaan mereka di awali dari percakapan Mareta dengan temannya yang menyebut nama raja ikhsan yang akhirnya membuat faras penasaran. Dan akhirnya perjalanan itu mereka jalani bersama. Dari kebersamaan itulah cerita demi cerita tentang keluarga mareta dan ikhsan terkuak. Saling menyimpan tujuan pada awalnya, namun akhirnya faras bertanya apakah raja ikhsan yang disebutkan mareta adalah raja ikhsan yang dicari faras selama ini. bersama melakukan perjalanan tersebut, banyak fakta baru yang mereka temui. Fakta tentang fikri yang merupakan teman ikhsan dan faras yang ternyata telah meninggal, fakta tentang perubahan ikhsan yang akhirnya membuat faras memutuskan untuk berhenti dalam melakukan pencariannya.
          Dalam novel ini, terdapat tokoh yang hanya sekali muncul namun memiliki pengaruh pada perubahan tokoh utama. Seperti Fikri, yang tidak pernah ikhsan anggap sebagai sahabat namun kisah yang ikhsan temukan saat melakukan petualangan membuat ikhsan melakukan hal yang selama ini tidak pernah dia lakukan. Yusuf, yang hanya sekali muncul dalam bab, namun dapat merubah cara berpikir seorang ikhsan. Tokoh singkat tersebut juga turut ambil bagian selain tokoh Faras yang menjadi rujukan ikhsan selama ini.
          Penggunaan sudut pandang bercerita dari ketiga pihak, Faras, Ikhsan, dan Mareta membuat kisah dapat diterima secara utuh bagi pembaca. Alur maju mundur yang dipilih dapat diterima dengan baik dengan model penceritaan seperti itu. tidak terkesan tokoh utama sok tahu karena setiap tokoh yang berkepentingan menceritakan bagiannya. Setting tempat yang tereksplor dengan baik sangat informative. Mulai dari lereng gunung semeru dengan Ranu Pane,  Jogjakarta dengan borobudurnya, Tanjung bira dan bulu kumba yang merupakan tempat di mana Faras menemukan fakta baru tentang seorang Raja Ikhsan, Makasar dan Surabaya yang merupakan akhir petulangan mereka bertiga. Tidak lupa proses pendakian ke puncak mahameru dengan Ranu kumbolo yang indah, kalimati, dan trek pasir yang berbahaya terbahasakan dengan baik. Pembaca dapat membayangkan bagaimana indahnya tempat-tempat itu. tidak hanya tentang keindahan tempat, tapi keindahan budaya juga penulis ceritakan. Nah, inilah mengapa saya menyukai fiksi petualangan. Karena dengan hanya membaca satu buku,, kita dapat mendapatkan banyak informasi tentang suatu tempat dengan bahasa indah dan mudah diingat.
Setiap karya pasti memiliki kurang, begitu juga dengan novel ini. penggunaan gue yang digunakan untuk kata ganti orang pertama tunggal ketika sudut penceritaan dariri sisi Mareta, sedikit mengganggu kenyamanan. Dan ketidak tersedianya pembatas buku, juka mengurangi nilai dari buku ini. namun dari semua itu, membaca novel ini, serasa kitalah yang melakukan perjalanan secara langsung. Kata-kata indah dan puitis, walaupun di sadur dari beberapa karya orang lain, membuat indah karya ini. sya’ir kahlil Gibran yang sering Faras kutip, lirik lagu yang menggambarkan suasana perjalanan, dan puisi turut menghiasi karya ini. walaupun dalam beberapa kesempatan, terasa terlalu kebetulan, namun saya menyukai kisah ini. perjalanan selalu memiliki kisah yang menarik untuk diceritakan.
"Di gunung, kamu akan melihat setiap orang dalam wujud aslinya. karakter orang akan tampak jelas, degan segala kelebihan dan kekurangannya, dengan segala kebaikan dan keegoisannya, kuat atau tidaknya dia, mandiri atau manjanya dia, rewel atau tegarnya. Semua akan tampak di gunung."
Bila Kita berpisah
ke mana kau aku tak tahu, sahabat
atau turuti kelok-kelok jalan
atau tinggalkan kota penuh merah flamboyan
hanya bila kau lupa

Ingat...
pernah aku dan kau
sama-sama daki gunung-gunung tinggi
hampir kaki kita patah-patah
napas kita putus-putus
tujuan esa, tujuan satu:
Pengabdian dan pengabdian kepada...
...Yang Maha Kuasa...

~Puisi Idhan Lubis ~
"Betapa tidak pedulinya dirimu ketika kamu menginginkan orang-orang terbang dengan sayapmu dan kamu bahkan tidak memberi mereka bulu"
~ Kahlil Gibran ~

0 komentar:

Posting Komentar