Senin, 16 Juli 2012

Sehari di Rumatan Metadon


            Hari senin tanggal 16 Juli 2012 ini, aku bertugas di Instalasi Rawat Jalan Poliklinik Rumatan Metadon RSUD Dr. Soetomo atau sering disingkat Rumatan Metadon. Tugas jaga ini bagian dari praktik klinik profesi nersku yang sudah memasuki gerbong jiwa. Aku sudah dapat menduga orang seperti apa pasien yang akan aku temui dan layani nantinya. Bagi yang belum tahu apa itu Rumatan Metadon, sedikit aku akan bahas di sini.
            Program rumatan metadon (PRM) adalah suatu bentuk terapi bagi pencandu narkoba khususnya putaw atau opioid. Program ini sama seperti jenis program lain seperti terapi detoksifikasi, terapi kegamaan dan lain-lain yang tujuannya melepaskan ketergantungan seseorang terhadap narkoba. Metadon sendiri adalah obat sintetis opioid yang memiliki efek sama dengan opioid hanya saja efeknya tidak setinggi opioid. Pemakaian metadon lebih aman dan tentu saja legal karena ini adalah program dari pemerintah. Pengguna terapi ini mendapatkan fasilitas konsultasi dengan dokter ahli berapa dosis metadon yang dapat diterima oleh setiap pasien. Tiap pasien mendapatkan dosis metadon yang berbeda tergantung seberapa parah ketergantungan pasien terhadap narkotik tersebut. Terapi ini bergantung minimal 6 bulan hingga 2 tahun bahkan lebih. Dosis yang didapat selama terapi dapat naik dan dapat pula diturunkan tergantung kondisi pasien.
            Kelebihan dari penggunaan metadon ini adalah pasien tetap mendapatkan efek sebagaimana yang didapatkan ketika mengkonsumsi opioid, namun lama kelamaan ketergantungan itu akan diturunkan sesuai dengan respon yang diberikan tubuh hingga akhirnya pasien berhenti. Metadon jauh lebih murah dari pada opioid, dan dalam program ini metadon diberikan secara gratis. Peserta PRM dikenai biaya retribusi sebesar 10.000 tiap kali datang terapi. Kelemahan dari terapi ini adalah pasien harus datang tiap hari ke klinik dan jika akan melakukan perjalanan jauh, harus berkonsultasi dulu dan melakukan perencanaan secara tepat agar tidak terjadi putus obat dan menyebabkan dosis kembali ke awal atau terjadi reaksi akibat dari putus obat.
            Sedikit penjelasan tentang PRM. Dan sekarang aku ingin bercerita tentang apa saja yang aku lakukan selama di sana. Ya, aku memberikan pelayanan sebaik-baiknya pada pasien. Mencatat di daftar pengunjung, mendokumentasikan terapi keberapa yang sudah didapatkan, dan memberikan metadon sesuai dosis yang sudah didapatkan. Dan pada hal ini tidak boleh salah karena efek samping yang akan didapatkan pasien akan membahayakan pasien. Bagaimana wujud dari metadon? Cairan metadon warnanya bening, dan warna merah yang kebanyakan kita lihat itu karena sudah dicampur dengan sirop cocopandan. Hal ini – mungkin -  bertujuan agar rasa pahit dari metadon tidak begitu terasa. Pahit? Ya, metadon rasanya pahit. Bagaimana aku tahu? Pasti tanya pasien. Oh, tidak. Aku tahu bagaimana rasanya karena aku mencicipinya sendiri. Mencicipi? Ya, mencicipi setetes di ujung lidah yang segera aku hapus setelah tahu bagaimana rasanya. Rasanya benar-benar pahit.
            Bagaimana dengan karakter pasien-pasiennya? Rata-rata mereka adalah laki-laki yang bertato. Agak seram melihatnya. Dan ketika aku buka-buka status mereka, rata-rata mereka mulai memakai diusia belasan tahun. Bahkan ada yang sudah memulai memakai di usia 11 tahun. Awal dari semuanya adalah merokok. setahun dua tahun kemudian baru mereka menggunakan zat-zat aditif yang lain. Mereka tidak hanya menggunakan satu jenis zat aditif, tapi beberapa. Ada yang ganja, ditambah opioid, tambah benzodeazepin. Padahal, rata-rata mereka bukanlah dari keluarga kaya. Kebanyakan malah dari keluarga menengah ke bawah. Dan bagaimana mereka memenuhi ketergantungan saat masih menggunakan obat-obatan itu? dari acara Speak Up SBO TV yang aku tonton saat berjaga – para pasien yang memutarnya – mereka memenuhi kebutuhan itu dengan melakukan tindakan kriminalitas di jalanan. Baik mencopet, mencuri, bahkan menjambret. Ah, betapa menakutkan. Namun, kini mereka semua sudah bertobat. Terbukti dengan kesadaran diri untuk mengikuti program metadon ini. semoga apa yang mereka usahakan berhasil dan akhirnya mereka benar-benar terbebas dari ketergantungan atas obat-obatan itu.

0 komentar:

Posting Komentar