This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 25 Juni 2013

Ayat Al Qur'an Favorit

Sejak mengawali membaca Al Qur'an dengan terjemahannya, ada beberapa surat yang menjadi favorit saya. Entah karena ketika membacanya pas dengan kondisi diri, atau kalimatnya terasa sangat "membumi"... berikut beberapa ayat al qur'an tersebut :

1. An Naml 19
    Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo'a, "Ya Tuhan-ku, anugrahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau Anugrahkan kepadaku, dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau Ridhoi; dan masukkanlah aku dengan Rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba MU yang shaleh.

    Ketika pertama kali membaca ayat ini, aku ikut tersenyum. membayangkan Nabi Sulaiman tersenyum ketika mendengar ucapan pemimpin semut itu.

2. Muhammad 7
Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan Menolongmu dan Meneguhkan kedudukanmu.
ayat ini selalu menjadi alasan untuk melakukan kerja-kerja dakwah. Aku percaya, ketika kita dengan ikhlas dan hanya mengharapkan pertolongan dari Allah, Allah akan membantu ku di setiap urusanku. Alhamdulillah, selama ini aku merasakan apa yang aku yakini.

3. Al Ankabuut 2
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengakatan "Kami telah beriman," dan mereka tidak diuji?

Ayat ini sebagai pengingat ketika ujian bertubi-tubi datang pada ku. Syukur dan sabar, bahwa Allah menyayangi kita dengan cara Nya... karena kasih sayang tidak selalu dengan perhatian yang baik, bisa juga pengingat yang menyakitkan. Ujian yang bertubi-tubi adalah bukti kasih sayang Allah pada kita hamba-hamba Nya.
 

Selasa, 18 Juni 2013

Ulasan Serial Drama Thank You

  Thank you adalah serial drama korea yang tayang 2007 lalu, cukup lama memang, namun saya baru menonton pertama kali sekitar enam bulan lalu. Thank you berkisah tentang seorang dokter bernama Min Gi Seo, dokter sombong, angkuh namun memiliki bakat yang cemerlang. Gi Seo memiliki kekasih bernama Cha Ji Min yang juga seorang dokter, namun meninggal karena kanker pankreas. Sebelum meninggal, Ji Min menitipkan permintaan maaf pada seorang anak yang menderita HIV karena kesalahan presedur tranfusi. Anak tersebut adalah Lee Bom, anak perempuan berusia 8 tahun yang tinggal bersama ibu bernama Lee Young Shin yang merupakan single mother dan kakek penderita dementia.
                Sepeninggal Ji Min, Gi Seo frustasi dan memutuskan berhenti menjadi dokter. Gi Seo kemudian membantu bisnis properti ibunya. Di sanalah dia bertemu dengan Choi Seok Hyeon yang ditugaskan mengobservasi kemungkinan pengembangan bisnis di pulau asal Seok Hyeon. dan karena tugas itulah dia bertemu dengan Lee young Shin. Takdir yang membuat Gi Seo menyewa kamar di kediaman Young Shin, dan seiring berjalannya waktu, akhirnya Gi Seo tahu bahwa orang yang dimaksud Ji Min adalah Lee Bom. Interaksi dengan keluarga Lee, sedikit demi sedikit telah merubah karakter Gi Seo yang angkuh. Dia yang semula tidak lagi ingin menjadi dokter, kembali melakukan aktivitasnya di klinik desa yang membutuhkan bantuannya.
                Kisah Lee Young Shin, Lee Bom, Min Gi Seo, dan Choi Seok Hyeon menghadirkan keseruan, haru, semangat berjuang, dan romantis khas drama korea. Namun di sini, saya tidak sedang ingin membahas kisah cinta segitiga antara Gi Seo, Young Shin, dan Seol Hyeon. Namun pada beberapa hal yang bagi saya menarik. Antara lain :
  1. Kesehatan komunitas yang memadai
Lee young shin tinggal di sebuah pulau kecil bersama Lee Bom. Dikatakan pulau kecil karena memang penduduk di sini tidak banyak, dan kendaraan yang ada pun hanya sepeda. Sangat jarang ada mobil, kecuali keluarga kaya. Mobilitas penduduknya seringkali hanya dengan berjalan kaki. Tapi, ketika melihat fasilitas kesehatannya, saya salut. Fasilitas di klinik yang ada di pulau itu bisa untuk melakukan tindakan oprasi kecil. Alat steril cukup lengkap. Dan data penduduk lengkap dimiliki. Ini ditunjukkan dengan klinik tinggal melihat data penduduk yang memiliki golongan darah yang dibutuhkan oleh pasien yang sedang dibutuhkan. Hal ini dikarenakan klinik telah memiliki identitas lengkap semua penduduk di kampung tersebut.
Dari sini saya mengambil kesimpulan bahwa klinik menjalankan fungsi kesehatan komunitasnya dengan baik walaupun klinik tersebut hanya diurus oleh seorang dokter dan seorang perawat.
Membayangkan jika Puskesmas di Indonesia seperti klinik di serial Thank you, pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan maksimal. Penyakit menular mudah ditangani, dan masalah klasik seperti gizi buruk tidak terjadi

2. Pendidikan anak 
Lee Bom
Lee Bom yang berbeda dengan anak seusianya karena HIV. Karena inilah, Young Shin sebagai ibunya sudah melakukan tindakan pencegahan. Seperti mengajarkan pada Bom untuk tidak membiarkan orang lain membersihkan darahnya ketika Bom mimisan atau sedang terluka. Memang, yang diajarkan Young Shin tidak yang sebenarnya, dia mengatakan bahwa darah Bom tidak boleh dilihat karena dia adalah seorang malaikat.
Yang unik juga adalah bagaimana Gi Seo berkomunikasi dengan Bom. Gi Seo mampu meningkatkan rasa percaya diri seorang Bom saat orang-orang menghindarinya. Pilihan kata, sikap, dan penyikapan terhadap masalah, mampu membuat Bom tidak merasa sendiri.

Ketegaran, kerja keras, dan keindahan tempat khas korea tidak ketinggalan dalam serial ini. Kisah yang indah dan dipadu dengan pemandangan alam yang indah menambah nilai plus pada serial ini. Tidak heran jika teman saya tidak bosan-bosan menonton serial ini berkali-kali. Theme songs serial drama ini juga bagus. Musik dan liriknya indah. Lengkap lah untuk menjadi serial drama favorit. Terlepas dari aktor dan aktrisnya yang juga good looking. J

Senin, 17 Juni 2013

Aksi-Aksi

Di sini negeri kamiTempat padi terhamparSamuderanya kaya rayaTanah kami subur tuan...
Di negeri permai iniBerjuta Rakyat bersimbah rugahAnak buruh tak sekolahPemuda desa tak kerja...

Mereka dirampas haknyaTergusur dan laparBunda relakan darah juang kamiTuk bebaskan rakyat...
Mereka dirampas haknyaTergusur dan laparBunda relakan darah juang kamiPadamu kami berjanji...
*lagu darah Juang...
setiap kali aksi menentang kebijakan pemerintah yang ternyata adalah kebatilan bagi seluruh rakyat, selalu ada rasa haru ketika menyanyikan lagu ini. Pun dengan hari ini... ketika aku dengan teman-teman seperjuangan turun ke jalan menolak kebijakan pemerintah yang amat sangat tidak populis dan akan menyengsarakan rakyat : Kenaikan BBM...
Miris ketika kebijakan ini yang diambil... apalagi jika membaca ulasan-ulasan dari para pakar tentang kondisi energi dan keuangan negeri ini yang ternyata tidak seperti apa yang dijadikan alasan pemimpin negeri ini. lalu muncul pertanyaan: apa yang menjadi dasar pijakan pemimpin negeri ini?
Negeri ini kaya dengan laut, hutan, dan apa-apa yang tertanam di dalamnya... lalu mengapa rakyat tidak kunjung sejahtera?
Negara ini salah urus...begitu kata para pakar....
Aku berharap, sedikit yang KAMMI lakukan bersama teman-teman yang lain bisa menggugah kekerasan hati para pemimpin yang tidak berpihak pada rakyat,,, aku tidak mengatakan rakyat kecil... karena negeri ini juga memiliki rakyat kelas menengah yang sama sulitnya jika kenaikan BBM diberlakukan...
Maaf jika aksi KAMMI sedikit nakal, ini demi memuaskan Media yang sering kali tidak seimbang dalam pemberitaan, berita jelek selalu menjadi berita bagus bagi awak media,
tapi percayalah, semua sudah direncakan secara matang, KAMMI hanya ingin kebaikan bagi semua.... jika memang apa yang KAMMI lakukan salah, semoga Allah memaafkan KAMMI...

Rabu, 12 Juni 2013

Life of Pi : Percaya Akan Eksistensi Tuhan



          Life of  Pi (Kisah Pi) adalah Novel ketiga dari penulis Canada Yann Martel, Novelis yang memenangkan The Man Booker Prize pada tahun 2002. Novel ini menceritakan pengalaman seorang Piscine Molitor Patel (Pi Patel) saat dia terombang ambing di samudra pasifik paska kapal yang ditumpanginya bersama keluarga dari India tenggelam di samudra pasifik. Kisah hidup yang Pi alami selama kurang lebih tujuh bulan di samudra bersama seekor harimau bengal seberat 225 kg.
          Pi adalah seorang anak pemilik kebun binatang di Pondhicerry, India. Sejak dari kecil, dia sudah akrab dengan binatanga yang ada dan mempelajari karakter tiap hewan yang menjadi koleksi kebun binatang ayahnya. Nama Pi, diambil dari huruf depan namanya yang –ternyata- adalah nama sebuah kolam renang terbaik yang ada di Prancis.
          Pi sangat tertarik belajar tentang agama-agama yang ada di lingkungan tempat dia tinggal. Meskipun terlahir sebagai Hindu, Pi tertarik belajar kristen dan islam. Maka, ketika memasuki usia 15 tahun, saking tertariknya dengan agama tadi, Pi menjalankan ibadah ketiga agama tersebut. Pi melakukan pemujaan, Pi ke Gereja setiap hari Minggu, dan melakukan sholat dan sholat jum’at.
          Semua berubah ketika keluarganya memutuskan pindah ke Canada karena kondisi politik di India tidak lagi kondusif. Tanah yang dulu bebas dipergunakan untuk usaha, harus dikembalikan pada pemerintah, sehingga jalan yang keluarga Pi pilih adalah menjual hewan-hewan yang dimiliki kepada pemilik kebun binatang luar negeri, dan mereka pindah negara.
          Namun, badai besar terjadi ditengah perjalanan dan menenggalamkan kapal. Dan hanya satu sekoci yang berhasil diturunkan, berisi Pi dan 4 hewan miliknya. Seiring berjalannya hari, satu persatu hewan yang ada mati karena dimangsa hewan yang memiliki kedudukan lebih tinggi. Hingga akhirnya hanya tinggal harimau bengal seberat 225 kg yang menemani Pi. Dan kisah seru itu dimulai.
          Perjuangan Pi untuk bertahan hidup dari harimau, perjuangan untuk segera bertemu dengan daratan, menghadirkan keindahan peristiwa yang ditemui selama masa-masa itu. Fenomena laut, ikan-ikan yang bercahaya, dan bagaimana perjuangan Pi untuk mendapatkan makanan selama terapung di Samudra.
          Beberapa hal unik saya temukan ketika membaca novel ini. Dari awal, penulis menceritakan asal muasal dari kisah ini. Seolah-olah kisah dalam buku ini adalah kisah yang tidak sengaja penulis temukan. Berbeda dengan novel yang pernah saya baca, buku ini seperti menceritakan bagaimana kehidupan kebun binatang dan tingkah polah para penghuninya. Bagaimana karakter harimau, singa, kuda nil, burung Onta, dll. Hal unik lain adalah ketertarikan tokoh utama terhadap agama yang dipeluknya. Ketika Pi belajar tentang agama kristen, Pi menggugat mengapa Kristus mati dengan alasan untuk menebus dosa umat kristen yang lain. Walaupun dia menggugat itu, dia akhirnya minta untuk dibaptis. Dikisahkan juga bagaimana Pi terpesona dengan kesederhaan yang ditunjukkan seorang muslim penjual roti yang juga tetangganya, yang akhirnya membuat dia rutin untuk sholat 5 waktu dan rajin ke masjid ketika hari jum’at. Namun, hal itu tidak membuat Pi melupakan agama yang sudah mengenalkannya akan Tuhan sejak kecil, yaitu Hindu.
         
Saat terombang ambing di laut pun, Pi tidak lupa untuk menjalankan ritual ibadah tiga agama tersebut. Memohon pertolongan kepada Tuhan dalam tiga agama tersebut.
          “ oh, puji syukur padamu, ya Ganesha! Terpujilah engkau dalm segala manifestasimu Allah-Brahmana!” (hal. 333)
          Dalam keterputusasaannya akan pertolongan, Pi selalu meyakini bahwa Tuhan akan menyelamatkannya bersama Richard parker –nama harimau bengal tersebut-. Keyakinan inilah yang mungkin membuat seorang Obama menulis dengan tulisan tangan kepada Martel, “Life of Pi adalah bukti elegan keberadaan Tuhan dan kekuatan bercerita.”
          Saat-saat menegangkan yang dialami Pi mungkin agak susah divisualisasikan, namun dengan diangkatnya ke film, kita bisa sedikit terbantu untuk menikmati keindahan yang dialami Pi.
          Setelah membaca novel dan menonton film, tetap lebih berkesan kisah dalam bentuk buku. Cerita yang lebih detail dan pelajaran yang tersampaikan yang tidak didapatkan dalam film.
          Dari buku ini jadi penasaran dengan ikan dorado dan meerkat. Dan juga membayangkan bagaimana enaknya daging penyu.



Pedagang Asongan



        
  Sebagai anak rantau, bertemu dengan pedagang asongan bisa dikatakan adalah  suatu kepastian setiap kali diri ini pulang dari dan kembali ke tanah rantau. Pedagang asongan di kapal veri yang aku sering tumpangi untuk menyebrang, menjadi pemandangan yang tidak dapat terelakkan. Sejak 2007 hingga 2013 ini, ada perbedaan yang aku rasakan. Sebelum jembatan suramadu di buka, pelabuhan perah selalu ramai oleh penumpang, dan para pedangan asongan juga sangat banyak dengan wajah sumringah, bersemangat menjemput rezeki yang tersebar di pelabuhan ini.
          Namun, semua berubah ketika jembatan suramadu sudah di buka dan kendaraan yang ke arah sampang, pamekasan, dan sumenep tidak lagi menggunakan kapal veri untuk menyebrang. Tidak hanya dari segi jumlah mengalami penurunan, namun juga aku rasakan semangat mereka. Wajah lesu, tanpa semangat. Hal ini wajar terjadi, sejak jembatan suramadu dibuka aksesnya, penumpang yang menggunakan jasa kapal veri juga menurun separuh dari biasanya. Sepi, itu kesan yang nampak sangat jelas.
          Beda lagi pedangan asongan yang aku temui ketika menuju ke Pacitan. Penjuang kacang, tahu, hingga tengah malam mereka menjajakan dagangannya. Memanfaatkan waktu di saat lampu merah menyala untuk menawarkan dagangan yang mereka bawa.
          Berapa yang para pedagang dapat dalam sehari mereka menjajakan dagangannya? Cukupkah untuk biaya hidup, biaya ketika sakit, biaya sekolah anak-anak,apalagi jika berbicara biayaa tersier yang lain. Cukup kah? Miris ketika memikirkan ini. Bekerja seharian tapi tidak dapat mencukupi kebutuhan primer mereka.
          Jika untuk pendidikan, kesehatan, sepenuhnya ditanggung negara, mungkin hidup mereka tidak perlu semiris ini. Jika harga barang kebutuhan pokok stabil dan dapat dijangkau oleh para pedagang kecil itu, mungkin aku bisa melihat wajah sumringah dari mereka.
          Tapi bagaimanapun, aku bangga dengan mereka yang masih berusaha dengan tangannya untuk mendapatkan rejeki. Tidak hanya menyodorkan tangan untuk meminta-minta. 

Sabtu, 08 Juni 2013

CATATAN PERJALANAN : DITITIPI ANAK ACEH



          Dari sekian kisah yang aku temui selama perjalanan menuju jakarta dan perjalanan balik ke surabaya, kisah di stasiun besar kertosono ini lah yang ingin aku tulis terlebih dahulu. Perjumpaan disuatu pagi yang membuatku tiba-tiba berubah menjadi melankolis. Seketika, sosoknya kembali hadir dalam ruang mataku, dan khayalanku membentuk bayangan “jika seandainya orang yang terbebani dengan koper itu adalah aku, dan yang menyambut tanganku untuk diciumnya adalah dia”. Ah, aku segera menepis bayang itu.
          Perjalanan ke jakarta, mempertemukanku dengan anak Aceh yang berniat belajar bahasa inggris di Pare. Jadilah, dia memintaku untuk mengijinkannya bersama kami menuju surabaya. Aku yang memang dasarnya tidak punya masalah mengiyakan, tapi diakhirnya aku sadar akan suatu hal, bagaimana dia ke Pare setelah kami berpisah di Surabaya? Pagi, sehari sebelum kepulangan ke surabaya, aku dapat telpon dari bapaknya. Selama perjalanan juga dapat SMS,memastikan anaknya mendapat teman perjalanan.
          Ketika di stasiun pasar senen aku tahu, anak aceh yang dititipkan padaku adalah anak perempuan yang diapit dua orang saudara laki-laki. Aku jadi melihat diriku sendiri. Masku, aku, dan adikku(alm). Namun, kondisi kami jauh berbeda. Dia, sangat mendapat perhatian dari kakaknya, perhatian dari adiknya yang rela melakukan perjalanan dari jogja demi mengantar kakak perempuannya ke Pare. Dan suasan melankolis serta merta menyergapku. Aku merindukan nya, aku merindukan mereka.
          Kabar bahagianya adalah, aku tidak  perlu waswas lagi.  Karena dia sudah ditemani adiknya menuju pare, tugasku berakhir di stasiun besar kertosono ini. J