Senin, 26 Oktober 2015

Mengetahui karakter manusia

Aku bukanlah seorang psikolog, atau mahasiswa yang sedang kuliah di jurusan psikologi. Aku hanya seorang perawat yang menyenangi dunia psikologi, dunia yang – katanya- bisa membaca pikiran orang lain. Sesekali, membaca buku atau artikel yang membahas tentang psikologi, lebih khusus yang membahas tentang karakter seseorang.
Maka, ketika aku seringkali sensitive dengan tatapan, bahasa tubuh, gaya bicara, tulisan atau gaya berbusana dari seseorang, hal itu tidak terlepas dari kegemaranku tentang dunia yang satu ini. Bukankah karakter seseorang dapat dilihat dari poin-point tersebut? Terlebih, kegiatan sehari sehari-hari ku yang mewajibkan berinteraksi dengan banyak orang, melakukan pelayanan kepada pasien-pasien yang beragam dan memiliki karakter yang berbeda pula.
Salah satu kegemaranku adalah menatap punggung seseorang. Menurutku, punggung seseorang mencerminkan bagaimana kedalaman jiwa dari orang tersebut. Seberapa stabilnya dia ketika menghadapi masalah, atau seberapa tegas dia dalam mengambil keputusan dalam hidupnya. Apakah asumsiku benar? Entahlah. Karena ketika aku mencoba mencari artikel –karena jika itu buku, aku tidak tahu harus mencari judul buku yang bagaimana- aku belum menemukan yang membahas tentang punggung sebagai penanda karakter seseorang.
Tentang punggung, aku tidak dapat mendeskripsikan secara spesifik jenis punggung dengan karakter seseorang. Tapi satu yang dapat aku jelaskan adalah…. Ketika aku bertemu dengan seseorang, aku lihat punggungnya, kemudian aku memberi penilaian bahwa orang ini begini dan begini.
Valid? Tidak selalu. Ini lebih kepada insting, naluriku yang memang tidak bisa aku pertanggung jawabkan kebenarannya. Walau begitu, seringkali aku menaruh kegaguman pada seseorang karena punggung. Untuk membuktikan kecenderunganku –yang kata teman dekatku, aneh- aku sering melakukannya kepada seseorang yang memang aku sudah kenal. Hal ini untuk memperkuat insting yang tidak berdasar ini agar tidak membuatku sesat dengan asumsiku.
Kenapa?
Hal ini tidak lain karena aku sering tertarik, dan bisa akrab dengan seseorang, baik laki-laki atau perempuan karena tiga hal; pertama, karena mata, kedua, suara, ketiga, punggung.
“mata adalah tanda seberapa luas keilmuan seseorang yang ada dalam kepala, sedangkan punggung adalah tanda seberapa luas jiwa seseorang yang ada dalam dada”
Ini adalah prinsip yang aku pahami.
Dan suara…adalah pembuktian dua hal tersebut.
Bukan pada cempreng atau renyah suara tersebut, tapi charisma yang terpancar ketika dia berbicara. Sama halnya tentang wajah, bukan pada tampan atau biasanya wajah itu, tapi rona charisma yang terpancar dari pemilik wajah itu.
Dan bukankah suara juga termasuk aurat? Dan kelemahan wanita terletak pada telinga. Jadi…ketertarikanku terhadap hal tersebut adalah suatu fitrah kemanusianku. Dan aku baru tahu, rahasia dari suara yang berkharisma adalah, suara yang pemiliknya mempergunakan untuk membaca ayat-ayat Nya.
Selain mata, suara, dan punggung, tulisan adalah saranaku untuk mengenal bagaimana orang tersebut. Ada seseorang yang berusia tua, namun ketika menulis status saja tidak ubahnya seperti anak SMA yang baru menapaki usia-usia pubertas. Sebaliknya, ada anak yang baru berusia remaja, namun bisa menuliskan layaknya orang dewasa.

Jadi, untuk mengenal bagaimana seseorang itu tidak harus butuh waktu yang lama. Kenali apa yang penting dan menurutmu prinsip di awal-awal, selanjutnya…seiring berjalannya waktu lakukan terus komunikasi untuk mengenal seseorang lebih dekat. Agar penilaianmu tidak hanya sebatas asumsi.

0 komentar:

Posting Komentar