Aneh ketika menuliskan judul diatas. Benarkah aku sudah jatuh hati pada sejarah? Kapan tepatnya? Padahal ketika di bangku sekolah dulu, jika ditanya pelajaran apa yang tidak paling aku senangi dan nilai pelajaran apa yang paling buruk, maka aku akan menjawab, “sejarah”. Sejarah bagiku dulu adalah pelajaran tidak penting, hanya mengingat masa lalu yang banyak bohongnya. Aku tidak pernah antusias dengan pelajaran ini. dari mulai SD dengan sejarah kemerdekaan Indonesia mulai dari pra hingga paska kemerdekaan dengan segala intrik-intriknya. MI dengan sirah nabi yang masih belum aku temui keindahannya, SMP dengan kehidupan jaman purba hingga revolusi industry, dan SMA dengan kisah kerajaan-kerajaan yang ada di indonesia. Jika ada bagian materi sejarah yang terlewat, maafkan aku. Karena memang itu yang aku ingat. Jika SD aku ingat kemerdekaan, karena baru kelas 6 dengan G 30 S-PKI itulah yang membuatku ingat. Ketika SMP, materi sejarah kelas 1 dan kelas 2 yang aku ingat karena aku ingat gurunya. Ketika kelas 1 SMP guru sejarahku identik dengan tidur di kelas saat menunggu kami mengerjakan tugas, dan kelas 2 SMP karena guru yang mengajar cantik dan cara mengajarnya enak. SMA, karena aku pernah berdiskusi makanya aku ingat. Selebihnya, jika tidak tertidur maka aku sedang berbicara dengan teman membahas tema yang lain.
Namun sekarang pandanganku tentang sejarah berbeda. Apa yang terjadi sekarang, tidak terlepas dari sejarah masa lalu yang sudah dilakukan oleh orang dahulu. Bagiku, mengetahui apakah suatu hal istimewa atau tidak, bisa dengan sejarah. Mencintai dan membenci dapat kita putuskan dengan sejarah. Dan seorang pintar atau tidak, bisa kita tilik juga dari sejarah. “jika ingin bijak, pelajari sejarah” begitu ungkapan yang pernah aku dengar. Dan suatu ungkapan yang unik namun aku benarkan adalah bahwa sejarah adalah ilmu pasti.
Lalu, apa yang membuatku jatuh hati pada sejarah?
1. Dari sejarah kita bisa menjadi lebih baik
“pengalaman adalah guru yang terbaik” begitu ungkapan terkenal yang sering kita dengar. Namun saya mendapati ungkapan lain “pengalaman orang adalah guru yang terbaik”. Saya membenarkan pendapat ini, karena kita bisa berkaca pada orang lain tentang hal yang tidak harus kita lakukan agar tidak menjumpai kegagalan. Dan itu adalah sejarah. Mengetahui dan menganalisa apa yang sudah terjadi di masa lalu, agar kita bisa lebih baik dari pendahulu kita.
2. Dari sejarah kita bisa belajar keteladanan
“jangan sekali-kali melupakan sejarah”. Begitu bung karno berpesan. Karena bagitu banyak kisah orang hebat yang bisa kita ambil keteladannya. Kita membaca sirah nabi, sahabat, sahabiyah atau biografi tokoh adalah untuk kita bisa mengambil semangat keteladan yang mereka miliki.
3. Sesungguhnya hal “baru” itu suatu kemunduran
Tato, hair extension (menyambung rambut),pakaian yang serba mini, hubungan sejenis, adalah hal-hal yang dianggap suatu kemodernan oleh masyarakat sekarang. Karena itu datangnya dari barat. Padahal, jika kita menilik sejarah sesungguhnya hal-hal itu sudah dilakukan oleh orang jaman dahulu, bahkan sebelum islam ada. Hubungan cinta sejenis sudah terjadi puluhan ribu tahun yang lalu ketika nabi luth di utus Allah ke bumi.dan itu merupakan penyimpangan terbesar umat manusia yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tato, menyambung rambut, itu adalah suatu hal yang sudah ada sebelum nabi Muhammad di utus dan kemudian dihapuskan. Apalagi dengan pakaian serba mini. Jika kita mengingat sejarah kelas 1 SMP dengan tahapan manusia dari yang paling purba hingga homo sapiens yang paling modern. Seiring perkembangan akal pikiran manusia purba, maka juga pakaian manusia pruba juga berkembang. Dari hanya menutupi bagian bawah saja, berlanjut menutupi bagian atas bagi wanita dan akhirnya ditemukanlah pakaian untuk menutup tubuh secara sempurna. Ketika apa yang sebenarnya sudah ada dari jaman dahulu dan sudah dihapuskan kemudian diadakan lagi sekarang, bukankah itu suatu kemunduran?
4. Islam adalah agama paling manusiawi
Orang yang belajar sejarah yang benar dan secara benar tidak akan mengatakan bahwa islam adalah agama yang tidak manusiawi. Hukuman pancung, poligami, “pengekangan wanita”, dan lain sebagainya. Jika mereka benar-benar melihat sejarah bangsa-bangsa di dunia, maka hukum mana yang paling manusiawi? Bahkan terhadap orang gila sekalipun. Agama mana yang paling mengormati wanita? Padahal ketika sebelum islam turun wanita diperlakukan ibarat barang yang dapat diwariskan.
Beberapa hal itulah yang kemudian membuatku mencintai sejarah. Kegemaranku akan menulis juga adalah bagian dari sejarah. Tidak ada sejarah tanpa tulisan. Maka, jika dulu aku membenci sejarah, kini aku mencintainya. Kini aku jatuh hati pada sejarah.
0 komentar:
Posting Komentar